Produk Terlaris

Perjalananku Bersama Sahabat Ke Pulau Derawan

Posted by ARPAN NEWS 0 komentar
Melakukan perjalanan ke pulau Derawan cukup mengasyikan, apalagi kalau perginya rombongan, pasti seru dan berkesan. Ya waktu itu kami baru duduk dibangku kelas 2 aliyah tepatnya dibulan syawal tahun 1999, cukup lama juga ya, ceritanya dapat tugas selama Ramadan di Cab.Berau, singkat cerita guru kami menjanjikan kalau lebaran nanti kita mau diajak jalan-jalan ke Pulau Derawan dan katanya untuk nginepnya ga usah dipirkan yang penting mau dulu, ya sudah kami senanga aja, karena ada rumah simpatisan yang bertugas di Pulau Derawan, yang kebayang waktu itu “wah pasti seru nih” pikirku, benar saja ketika hari-hari ditunggu tibalah saatnya menyiapkan segala sesuatunya yang bisa dibawa buat bekal diPulau itu, dan sedikit informasi di pulau Derawan ini penduduknya bisa dihitung dengan jari hanya berjumlah ratusan, kalau mau dibandingkan dengan penghuni lain yaitu penyu pasti lebih banyak penyu, maka tidak heran di Pulau ini banyak orang budidaya penyu.

Pulau-pulau kecil yang kami lewati untuk menuju pulau tersebut cukup berliku dan menantang disertai debur ombak yang bikin suasana heboh, apalagi lumba-lumba berlompatan mengiringi kapal yang kami tumpangi. Sesampainya dipulau Derawan sepanjang mata memandang tidak ada bosannya. Aku pernah coba mengelilingi pulau tersebut dan ternyata waktu yang dibutuhkan tidak kurang dari 2 jam sudah selesai. Dan memang Pulau Derawan salah satu pulau yang indah selain pulau Kakaban, Sangalaki dan Maratua, kalau di Pulau Maratua tidak ada penghuninya, makanya air lautnya sangat jernih.

Derawan sekarang masuk wilayah provinsi baru yaitu Kalimantan Utara, karena terjadi pemekaran wilayah, kalau tahun 2009 lalu masih masuk wilayah Kalimantan Timur, tak jauh dari perbatasan dengan Malaysia. Pulau Derawan menjadi destinasi wisata bahari pilihan bagi kita menarik pada waktu itu, selain minat teman-teman sangat tinggi dan penasaran mendengar cerita-cerita sebelumnya dari cabang berau, katanya”kalau ga ke Derawan dibilang belum dikatakan ke Berau informasi lainnya pantai dengan pasir putih lembut dan berkilau air jernih tidak jauh beda dengan Pulau Bali.

Ya kembali ke cerita Alhamdulillah selama kurang lebih 4 jam kami melakukan perjalanan dengan speed, akhirnya sampai juga, tanpa berpikir panjang sore-sore kami langsung menyusuri pantai pasir putih tiba-tiba seekor penyu lewat melintas persis dihadapan kita yang sedang melangkah, bahagia dan berkesan”amazing”..

Dan bangun sebelum subuh setelah itu tibalah saatnya beraksi kembali setelah aktifitas ishoma selesai sholat berjamaah kami melakukan penyelaman, tiba-tiba melintas ikan lumba-lumba dan penyu raksasa jadi ingat bagaimana ketika berenang menggunakan sepotong kayu kelapa yang hanyut, tanpa berpikir panjang kami ambil untuk dijadikan perahu, ya lumayan ada pelampung gratisan buat berenang ke laut di tengah ombak yang cukup kencang, ya seingatku waktu itu ada enam orang, ada sdr Majid, Rizal, Nurivan, Hammam, Adi dan aku sendiri yang ikut berenang menggunakan pohon kelapa sambil berpegangan, kami asyik cerita banyak hal, saking asyiknya semua ga sadar kalau kami sudah terbawa arus gelombang yang cukup jauh meninggalkan lepas pantai, jaraknya kurang lebih 200 meter dari tepi pantai.
Pulau Kakaban
Kami baru sadar saat pantai sudah tidak terlihat lagi, sebagian sudah ada yang panik, apalagi ada yang bilang “di pulau ini banyak hiu putih” mendengar informasi hiu, hati sempat deg-degan juga, ah pikirku aku harus bisa kembali bagaimanapun caranya, yang penting bisa kembali dengan selamat, aku coba tetap bertahan dikayu pohon kelapa sementara teman-teman satu-persatu sudah meninggalkan diriku, tinggallah ku seorang diri, dalam kondisi sedikit lemas karena terus terombang-ambing oleh goncangan ombak kepalaku sempat pusing, aku hanya berdo’a dan terus berusaha untuk bertahan, tapi lama-lama hati ini ga enak karena batang kelapa yang aku pegang semakin ketengah.

Ya tidak ada jalan lain selain modal nekat aku melepaskan batang kelapa dan memberanikan diri untuk berenang, menyusul teman-teman yang sudah lebih dulu meninggalkanku, aku menggunakan berbagai macam gaya berenang, mulai gaya katak, gaya kodok gaya bebas dan terakhir dengan gaya punggung, rupanya untuk dilaut gaya yang paling cocok aku lakukan menggunakan gaya punggung dengan model terlentang membuat badan menjadi lebih rileks dan bisa mengatur nafas, walaupun beberapa kali muka dihantam ombak yang membuat mata sangat perih, dengan sekuat tenaga aku mengayuh sambil menggerakkan kaki, tak lupa aku berdzikir, sempat terbayang gimana rasannya kalau ada hiu yang menyerangku, aku pasrah aja waktu itu.

Kurang lebih satu jam aku berenang hingga akhirnya sampai didaratan, masyaAllah aku jadi terharu, sadarlah diri ini bahwa semua itu atas pertolongan Allah, aku merasa tidak apa-apanya kalau sekedar mengandalkan tenaga waktu itu, aku sempat terkulai lemas dipinggir pantai. Kalau bukan pertolongan Allah aku mungkin sudah tenggelam.

Ya sudahlah aku sedikit melupakan peristiwa tersebut dengan melakukan bakar ikan pada malam harinya sambil duduk-duduk di ujung jembatan kayu di malam hari di bawah cahaya rembulan. Dalam suasana santai itu kami sempat melihat penyu hijau sedang mondar-mandir di permukaan air yang jernih. Kadang-kadang anak-anak penyu dan ubur-ubur terlihat berkeliaran di sekitar cottage, bikin suasana jadi rame dan menghibur.

Ketika malam sudah semakin larut tiba-tiba, beberapa penyu naik ke darat menggali pasir, rupanya ia mau bertelur. Setelah kurang lebih dua hari kami berada di Pulau Derawan, tibalah saatnya kami kembali ke berau pada pagi harinya, dengan membawa telur penyu dan oleh-oleh lainnya.

Singkat cerita banyak hal yang cukup berkesan yang aku alami bersama teman-teman, yang menarik menurut informasi, Carden Wallace dari Museum of Tropical Queensland, Australia telah meneliti kekayaan laut Pulau Derawan dan menemukan lebih dari 50 jenis Arcropora (marine hewan) di terumbu karang. Tak salah kiranya jika Pulau Derawan terkenal sebagai ketiga puncak dunia sebagai tujuan menyelam internasional. Pulau ini relatif kurang dikenal khususnya di dalam negeri karena perjuangan sendiri untuk mencapainya dibutuhkan cukup berliku.

Bagi pembaca yang ingin pergi ke Pulau Derawan maka terlebih dahulu pergi ke Balikpapan untuk transit. Khususnya bagi yang tinggalnya dikota besar misalnya; dari Jakarta, Surabaya, Yogyakarta atau Sumatra, untuk sampai ke pulau ini, sekitar dua jam waktu tempuh penerbangan dari Jakarta ke Balikpapan. Dari Aberdeen, Anda masih harus terbang menuju Tanjung Redeb selama satu jam dengan pesawat kecil yang dilayani oleh KAL Star, Sriwijaya dan pesawat lainnya. Selain itu, Tanjung Redeb juga bisa dicapai melalui laut, dengan menaiki kapal dari Samarinda atau Tarakan ke Tanjung Redeb dilanjutkan dengan motorboat menuju pulau Derawan dengan menyewa perjalanan panjang sekitar 2 jam.

Ini berjalan sepanjang jalan, hanya dalam jarak 50 meter dari pantai, kita sudah dapat melihat terumbu karang yang indah dan ikan berwarna-warni bolak-balik. Air sangat jelas. Untuk menyelam dapat menyewa snorkel seharga Rp 30 ribu per hari. Jika Anda ingin menyelam lebih dalam, kita dapat menemukan ikan yang lebih "eksotis" seperti kerapu, ikan merah, ikan kurisi, ikan barracuda, teripang, dan kerang. Di bebatuan di kedalaman sepuluh meter, terdapat karang yang dikenal sebagai "Blue Pemicu Wall" karena pada karang dengan panjang 18 meter ada banyak pemicu ikan (ikan trigger merah bergigi). Pulau Derawan menyediakan tempat fasilitas penginapan (cottage), penyewaan peralatan menyelam serta restoran. Ada juga penerbangan murah, penginapan-penginapan yang dijalankan oleh masyarakat setempat. Kisaran harga mulai dari Rp 45.000-100,000 USD / malam.

Masih belum puas? Anda juga dapat meninjau pulau-pulau lain di sekitar Derawan. Misalnya: Pulau Sangalaki , Pulau Maratua , dan Kakaban yang memiliki keunikan tersendiri. Ikan Pari Biru (Manta Rays), yang telah mencapai 3,5 meter lebar dengan populasi di pulau Sangalaki. Pada saat pagi hari kami cukup beruntung untuk melihat   ikan pari hitam yang lagi lewat di bawah jembatan   dengan lebar "bentang sayap" 6 meter. Sementara keunikan Kakaban memiliki danau prasejarah di tengah laut, satu-satunya di Asia. Jadi yang ingin pergi ke sana hanya untuk mempersiapkan cukup persediaan tidak perlu berlebihan, karena pantai pulau Derawan ada penjual makanan.



Ya aku tidak berpanjang lebar karena kalau mau lebih jelasnya silahkan datang sendir kesana, biar lebih jelas, bagiku bersama teman-teman menyimpan kenangan yang mendalam sulit untuk dilupakan, rasanya pengen lagi kesana, kapan ya….? ^_^
TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN SAUDARA
Judul: Perjalananku Bersama Sahabat Ke Pulau Derawan
Ditulis oleh ARPAN NEWS
Rating Blog 5 dari 5
Semoga artikel ini bermanfaat bagi saudara. Jika ingin mengutip, baik itu sebagian atau keseluruhan dari isi artikel ini harap menyertakan link dofollow ke https://arpannews.blogspot.com/2015/04/perjalananku-bersama-sahabat-ke-pulau.html. Terima kasih sudah singgah membaca artikel ini.

0 komentar:

Posting Komentar

Silahkan kalau ada yang mau memberi masukan,komentar yang sopan kami hargai

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
- Original design by Arpan | Copyright of ARPAN NEWS.