Renungan Hari ini; Memetik Hikmah Disetiap Moment.
"Gedebug..., hantaman keras membentur papan samping
rumah membuat jantungku ikut bergetar. Aku pikir buah kelapa, rupanya buah
sukun yang jatuh. "Alhamdulillah untung bukan kelapa!". Pikirku,
peristiwa itu bukan tanpa sebab, karena seringnya kelapa yg jatuh membuat
genteng atap rumah selalu bocor..
Syukurlah buah sukun yang jatuh, walau tiap hari jatuh
dan selalu mengotori halaman rumah. Peristiwa itu akhirnya jadi
kepikiran juga, kenapa selalu jatuh? Setelah diselidiki penyebabnya karena
berulat, ya ulat tidak pernah absen, ia selalu saja betah tinggal di dalam buah
sukun, "apakah ulat asalnya dari bakteri atau sejenis virus?
Entahlah!...gumamku dalam hati.
"Apa sukun perlu dibungkus juga seperti nangka mama
(mertua) didepan rumah?" Pikiranku kembali menari-nari. Soalnya nangkanya
selalu bagus, ya itulah nangka yg selalu terjaga dan terpelihara.
"Abi..abi..daripada aku pake masker, mendingan aku
pake cadar aja ya!" Rasanya lebih nyaman"
"iya kenapa Mi?
"Eh.. makanya dengar, dari tadi melamun aja!".
"Engga kok dari tadi lagi mikir aja kok", mencoba
beragumentasi..hee..hee...
"Maaf.. iya sayang!" Mataku tertuju padanya,
sembari mengkerutkan dahi, campur haru, dan seketika wajah jiwaku
seperti mendapat air salju ditengah padang sahara & ditengah panasnya mentari
pagi. "MasyaAllah cantiknya Say...!" kata itu spontan terlontar.
"Ayo kita jalan...bismillah...
Disepanjang perjalanan, lagi-lagi peristiwa itu selalu
terbayang, aku sedikit menarik hikmahnya. "Subhanallah....disaat kepikiran
buah sukun dan nangka ya Allah lagi-lagi teringat akan sosok bundanya, walau
tampak kerutan di wajahnya, itu tidak menghalanginya untuk selalu beraktivitas,
betapa telatennya beliau menjaga dan memeliharanya. "Ya Allah berilah umur
yang penuh berkah kepadanya, berilah selalu petunjuk untuknya, sebagaimana ia
memberikan nama pada buah hatinya", sembari terucap tak terasa ada tetesan
bening menggenangi kelopak mata.
Ya kembali kemasalah cadar tadi, semoga ada keistiqomahan
untuknya meskipun virusnya sudah berlalu. Aku me ncoba meresapi disetiap
peristiwa, dan aku semakin yakin ini bagian dari hikmah yang Allah persiapkan
untuk pelajaran, bagiku kesempurnaan sunah jauh lebih mahal daripada mutiara
dan berlian sekalipun, biarlah perhiasan yg selama ini menempel di lengan
tangan, tidak lagi membersamaimu. Karena bagiku perhiasan yg paling
menggembirakan adalah wanita yg bisa
menjaga auratnya dari pandangan mata yang terkadang membawa fitnah bagi orang
lain maupun diri sendiri.
Adapun untuk situasi pandemi yang masih merajalela ,
banyak hal yang bisa diambil ibrohnya, tak terkecuali dari media luar negeri
yang sempat memuji syari'at Islam khususnya cadar yg di nilai dapat mencegah
penyebaran virus corona, kalau dulu sebelum ada virus para hijaber selalu
mendapat sorotan image yg kurang baik, tapi sekarang, alhamdulillah...
Bagaimana dengan negeri tercinta, masih adakah stigma
itu? "Semoga saja cepat berlalu!"....
Ditulis oleh ARPAN NEWS
Rating Blog 5 dari 5
0 komentar:
Posting Komentar
Silahkan kalau ada yang mau memberi masukan,komentar yang sopan kami hargai