Memahami Tahanpan Perkembangan Celotehan Anak
0
komentar
Kemampuan berbahasa
bagi batita cukup terbatas karena memang dia masih dalam tahap perkembangan,
bahkan sejak hari pertama ia dilahirkan. Dengan berjalannya waktu, secara
bertahap ia akan belajar lebih banyak tentang bagaimana mengomunikasikan
keinginan dan kebutuhannya kepada orang lain, termasuk Anda sebagai
orangtuanya. Berikut tahapan perkembangan kemampuan berkomunikasi seorang anak
berdasarkan tahapan perkembangan.
Usia 0 hingga 2 tahun
Bayi baru lahir hingga usia 3 bulanan umumnya menggumamkan jenis dan tinggi
suara yang berbeda pada celotehannya. Menggumam dan mengeluarkan suara-suara
lembut membuat bayi mendapatkan perhatian dari lingkungannya dan ini membuatnya
merasa aman dan nyaman disekelilingnya.
Oleh karenanya jangan pernah berpikir kalau tak bisa banyak bicara kepada anak
usia ini. Begitu mereka mulai menangkap ada hal-hal berbeda terhadap apa pun
yang Anda lakukan, verbalisasikan aksi tersebut. Contohnya, “Yuk, sekarang kita
ganti popok dulu.” Atau “Mama mau matikan lampu kamarmu, ya sayang.”
Mungkin Anda merasa begitu aneh pada awalnya mengucapkan kalimat-kalimat
semacam ini pada Si Kecil, tapi percayalah ia senang mendengar suara Anda. Ia
juga akan berkomunikasi dengan Anda melalu aksinya, entah itu menangis,
tersenyum ataupun berceloteh dengan penuh ekspresi.
Ketika Si Kecil mendekati usia setahun, mereka mampu menirukan ekspresi yang
dilihatnya dari orang-orang terdekatnya. Ia pun mulai mengasosiasikan bahasa
tubuh secara sederhana lewat “kata-kata”. Entah dengan menggeliat untuk
mengatakan “hai”, serta memberi respons yang pasti terhadap bentuk-bentuk
penolakan lainnya.
Menjelang usia 2 tahun, Si Kecil kelihatannya mulai menganggap bahwa nama
dirinya adalah “tidak” karena seringnya ia mengatakan “tidak” alias menunjukkan
sikap penolakan
Anda mungkin juga jadi berpikir bahwa kata itulah satu-satunya yang tersisa
dalam kamusnya. Ini normal, aja sebenarnya. Anak dalam kisaran usia ini mampu
mengucapkan 6-20 kata, meski mereka sebetulnya bisa mengerti lebih banyak lagi.
Mereka mulai belajar menyusun kalimat-kalimat sederhana dan memberi stimulus
respon secara benar terhadap pertanyaan-pertanyaan simpel yang dilontarkan
kepadanya, seperti “Ini apa, Sayangku?”
Usia 3-5 tahun
Di rentang usia ini terjadi perkembangan bahasa yang relatif cepat. Anak mulai
bisa menggabungkan kata-kata yang mirip menjadi sebuah kalimat sederhana untuk
menceritakan kembali sebuah cerita.
Pada umur 3 tahun Si Kecil akan mampu mengikuti arah yang dimaksud, misalnya
kiri dan kanan. dan atau mengulang 1-2 baris dongeng kesukaannya.
Di usia 4-5 tahun, anak mulai mampu bercerita meski mungkin masih bingung
menempatkan keterangan soal waktu, seperti besok, sekarang dan kemarin. Anak
akan mengombinasikan ide-ide yang berbeda ke dalam satu kalimat, tertarik
mendengarkan cerita yang agak panjang, serta mampu mengikuti arah sesuai yang
diminta.
Dalam percakapan, ia pun bisa menggunakan kata-kata yang menggambarkan hubungan
sebab-akibat. Selain mampu menggunakan kata-kata seperti “mungkin” ataupun
“seharusnya”.
Usia 6-9 tahun
Anak di rentang usia ini sangat ingin menghibur Anda dengan cerita-cerita
mereka. Mereka memiliki imajinasi yang aktif dan kemampuan menambahkan unsur
drama melalui aksi dan ekspresinya. Mereka gemar tertawa dan hobi membuat orang
lain tertawa. Itulah mengapa lelucon menjadi salah satu bentuk hiburan yang
mereka gemari.
Perbendaharaan kata mereka pun akan berkembang sejalan dengan kemampuan
membaca. Bahkan untuk mengetahui betapa luasnya kosakata mereka, Anda mungkin
harus mulai rajin-rajin membuka kamus bila ingin nyambung saat ngobrol
dengannya.
Usia 10-12 tahun
Anak pada rentang usia ini sudah mampu belajar bagaimana seninya
bercakap-cakap. Mereka punya cukup pengetahuan tentang dunia sekitar dan
kosakata yang luas untuk menikmati percakapan yang menyenangkan dengan Anda.
Jadi bukan hanya sebatas menyelesaikan tugas di sekolah.
Tak heran kalau waktu makan malam merupakan kesempatan yang sangat istimewa
untuk menikmati perbicangan yang menyenangkan dengan ananda. Anda bisa
memancing perbincangan dengan menanyakan hal-hal yang dialaminya sepanjang hari
tadi.
Akan tetapi anak usia ini umumnya cenderung bermasalah dengan perilakunya yang
kurang sopan dalam bertutur, semisal omong kasar atau bicara ketus. Meskipun
Anda jadi bingung dibuatnya dan kadang terpancing marah, cobalah cari tahu ada
apa di balik perilaku kurang sopan tadi.
Sangat mungkin hal tersebut muncul kala anak memiliki emosi yang kuat namun tak
bisa mengekspresikannya secara wajar. Untuk memintanya agar tidak melakukan
kekurangajaran semacam itu, tunggulah sampai ia tenang kembali.
Gunakan salah satu strategi pesan diri (I-message ) untuk mengatakan pada buah
hati Anda bagaimana kata-kata kasarnya membuat Anda merasa tersinggung. Kemudian
mintalah ia untuk memosisikan dirinya jika diperlakukan seperti itu.
Selanjutnya barulah tanyakan apa yang bisa ia lakukan sebagai penggantinya.
Tawarkan sejumlah saran kemudian setujui satu solusi terbaik.
Dari tips-tips di
atas semoga dapat membantu untuk menjalin komunikasi yang baik kepada buah hati
anda.
Sumber :
khoirunnisa-syahidah.blogspot.com
TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN SAUDARA
Judul: Memahami Tahanpan Perkembangan Celotehan Anak
Ditulis oleh ARPAN NEWS
Rating Blog 5 dari 5
Semoga artikel ini bermanfaat bagi saudara. Jika ingin mengutip, baik itu sebagian atau keseluruhan dari isi artikel ini harap menyertakan link dofollow ke https://arpannews.blogspot.com/2015/05/memahami-tahanpan-perkembangan.html. Terima kasih sudah singgah membaca artikel ini.Ditulis oleh ARPAN NEWS
Rating Blog 5 dari 5
0 komentar:
Posting Komentar
Silahkan kalau ada yang mau memberi masukan,komentar yang sopan kami hargai